Kode Iklan Disini

Makin Cendekia - Pengertian Minat Dan Minat Mencar Ilmu Siswa

Pengertian Minat
Pengertian Minat
Pengertian Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul lantaran adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut menjadikan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta mengambarkan lebih lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat, di samping perhatian juga terkandung suatu perjuangan untuk mendapat sesuatu dari obyek minat tersebut.

Menurut M. Buchori (1999:135) pengertian minat yakni kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Makara minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali. Sedangkan Sardiman AM (1988:76) menyatakan, bahwa minat seseorang terhadap suatu obyek akan lebih kelihatan apabila obyek sasaran bekaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Pendapat ini menawarkan pengertian, bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila berafiliasi dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain ada kecenderungan apa yang dilihat dan diamati seseorang yakni sesuatu yang berafiliasi dengan keinginan dan kebutuhan seseorang tersebut.

Pengrtaian Minat (2)
Cony Semiawan (dalam Paimun dkk, 1998:48)  mengatakan, bahwa pengertian minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan menawarkan kepuasan kepadanya. Dengan demikian, minat sanggup menjadikan perilaku yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimuli khusus sesuai dengan keadaan tersebut.

Keterkaitan dengan sikap, pengertian minat  sanggup pula diartikan sebagai kecenderungan yang sudah relatif menetap pada diri seseorang untuk menyukai objek-objek  atau  kegiatan-kegiatan  yang  membutuhkan perhatian dan menghasilkan kepuasan. Minat  merupakan  suatu  perangkat  mental  yang mencakup campuran  antara  perasaan,  harapan,  pendirian,  prasangka, rasa  takut  atau  kecenderungan-kecenderungan  lain  yang mengarahkan  seseorang  kepada  suatu  pilihan  tertentu.

Sejalan dengan pendapat di atas, S. Nasution (1987:66), menyatakan bahwa pengertian minat merupakan pernyataan psikis yang memperlihatkan adanya pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan terhadap suatu obyek, lantaran obyek tersebut menarik perhatian. 

Pengertian minat di atas sanggup dipahami, bahwa seseorang menaruh minat terhadap suatu obyek lantaran adanya rangsangan, stimulus, atau dorongan. Rangsangan atau dorongan tersebut, sanggup berasal dari kekuatan minat itu sendiri, sehingga sanggup disimpulkan bahwa seseorang tidak sanggup dikatakan mempunyai minat terhadap suatu obyek tanpa adanya respon atau dorongan terhadap obyek tersebut.

=============================================




=============================================
Minat lebih  lazim  diwujudkan  dalam  cita-cita.  Hal  ini berafiliasi dengan  masa  depan  yang  perlu  direncanakan oleh  seseorang,  terkait  dengan  ketika  menentukan  pilihan pendidikan, pekerjaan, teman hidup, dan sebagainya. Minat  berhubungan  erat  dengan  motivasi.  Para  ahli psikologi  menyebutkan  bahwa  minat  merupakan  aspek penting  dari  motivasi  yang  mempengaruhi  perhatian, belajar, berpikir, dan berprestasi.

Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya, dengan minat seseorang akan melaksanakan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang mustahil melakukan sesuatu. Marshell (dalam Moh. Uzer Usman,2001:94), mengemukakan 22 macam minat, di antaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak berminat pada belajar.

Beberapa andal pendidikan berpendapat, bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang gres yakni dengan memakai minat-minat yang telah ada. Hal tersebut, dikemukakan oleh Tanner dan Tanner (dalam Slameto, 1991:138), bahwa biar para pelajar juga berusaha membentuk minat-minat gres pada siswa, ini sanggup dicapai dengan menawarkan informasi pada siswa mengenai kekerabatan antara satu pelajaran yang akan diberikan dengan materi pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa yang akan datang. Hal senada dikemukakan oleh Rooijakkers (1980), bahwa minat sanggup pula dicapai dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu gosip sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu intinya yakni membantu siswa melihat bagaimana kekerabatan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu, proses ini berarti memperlihatkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu menghipnotis dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa mencar ilmu merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan kalau siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat.


Pengertian Minat Belajar Siswa
Keberhasilan proses kegiatan mencar ilmu dan pembelajaran, selain dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri. Tingkah laris siswa saat mengikuti proses pembelajaran sanggup mengindikasikan akan  ketertarikan  siswa  tersebut terhadap pembelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak  tertarik dengan pembelajaran tersebut. Ketertarikan siswa  inilah yang sering dikenal dengan istilah  minat.

Pengertian Minat Belajar Siswa
Sardiman (2011:76) menyatakan bahwa: “Pengertian Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dhubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh lantaran itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai kekerabatan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini memperlihatkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (bisanya disertai dengan perasaan senang), lantaran merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu”.

Pendapat ini menawarkan pengertian, bahwa minat merupakan suatu kondisi yang mencerminkan adanya kekerabatan antara sesuatu yang diamati atau dialami dengan keinginan atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain ada kecenderungan apa yang dilihat dan diamati seseorang merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keinginan dan kebutuhannya.

Pengertian Minat  diartikan  sebagai  kehendak,  keinginan  atau kesukaan” (Kamisa,1997:370). Minat  merupakan  sumber  motivasi  yang mendorong orang untuk melaksanakan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih  (Hurlock,  1995:144).  Wiliam  james  dalam  Usman (1995:27)  melihat bahwa  minat  belajar siswa  merupakan  faktor  utama  yang  menentukan  derajat  keaktifan belajar  siswa. Mursell    dalam Usman (1995:27), mengemukakan  hakikatnya  anak mempunyai minat terhadap belajar. 

Shalahuddin (1990:95) menyatakan minat sebagai perhatian yang  mengandung  unsur-unsur perasaan. Pernyataan Shalahudin di atas menawarkan pengertian bahwa minat berkaitan dengan rasa bahagia atau tidak senang. Oleh lantaran itu, minat sangat menentukan sikap  yang  menyebabkan  seseorang  aktif  dalam  suatu pekerjaan atau situasi, atau dengan kata lain minat sanggup menjadi alasannya atau faktor motivasi dari suatu kegiatan.

Menurut Moh. Uzer Usman (2001:21)  Kondisi mencar ilmu mengajar yang efektif yakni adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.  Kemudian Ia juga menyatakan, bahwa minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, alasannya dengan minat seseorang akan melaksanakan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat, seseorang tidak mungkin melaksanakan sesuatu.

Dari pernyataan di atas, sanggup dikatakan bahwa orang yang mempunyai minat terhadap sesuatu, ia akan berusaha lebih keras untuk memperoleh sesuatu yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri seseorang, maka ia akan termotivasi untuk mendapat sesuatu itu. Misalnya, seorang anak menaruh minat terhadap bidang olahraga sepak bola, maka ia akan berusaha untuk mempelajari dan mengetahui lebih banyak perihal olahraga sepak bola.

Mengingat pentingnya minat dalam belajar, Ovide Declory yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman (2001:17), mendasarkan sistem pendidikannya pada sentra minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap orang, yaitu minat terhadap makanan, pemberian terhadap dampak iklim (pakaian dan rumah), memperhatikan diri terhadap macam-macam ancaman dan musuh, bekerjasama dalam olahraga. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar.

Getzel  dalam  Mardapi(2007:106)  mengemukakan  “minat  adalah  suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang  untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk referensi perhatian atau pencapaian”. Sedangkan Hilgard  dalam  Slameto (2010:57)  memberi  rumusan  tentang  minat  sebagai berikut  „interest  is  persisting  to  pay  attenton  to  and  enjoy  some  activity  or content.‟  Yang  berarti  minat  adalah  kecenderungan  yang  tetap  untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Syah (2005:136) mengemukakan minat sebagai: “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Hal ini sejalan dengan pendapat Sabri (1995:84) yang menyatakan bahwa minat diartikan sebagai kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Dalam konteks ini,  minat erat  kaitannya  dengan  perasaan  bahagia atau terjadi lantaran perilaku bahagia kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti orang tersebut bersikap bahagia kepada sesuatu.

Dari beberapa pengertian tersebut sanggup diambil kesimpulan bahwa pengertian minat belajar adalah suatu ketertarikan terhadap suatu pelajaran yang kemudian mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni pelajaran tersebut.


Eskul Seni sarana menyebarkan Minat Belajar Seni
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya, dengan minat seseorang akan melaksanakan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang mustahil melaksanakan sesuatu. Marshell (Usman, 1998:94) mengemukakan 22 macam minat, di antaranya ialah bahwa anak mempunyai minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak berminat pada belajar.

Beberapa andal pendidikan berpendapat, bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang gres yakni dengan memakai minat-minat yang telah ada. Hal tersebut, dikemukakan oleh Tanner dan Tanner (Slameto, 2010:138) bahwa biar para pelajar berusaha membentuk minat-minat gres sanggup dicapai dengan menawarkan informasi pada siswa mengenai kekerabatan antara satu materi pembelajaran yang akan diberikan dengan materi pembelajaran yang lalu, menguraikan kegunaan pembelajaran tersebut bagi siswa di masa yang akan datang.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu intinya yakni membantu siswa melihat bagaimana kekerabatan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu, proses ini berarti memperlihatkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu menghipnotis dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa mencar ilmu merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan kalau siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat.

Minat  seseorang terhadap pelajaran dan proses pembelajaran tidak  muncul  dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang sanggup menghipnotis munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat  membangkitkan  dan  merangsang  minat yakni faktor materi pelajaran  yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pembelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh  siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya materi pembelajaran yang tidak  menarik  minat siswa tentu akan  dikesampingkan oleh siswa. Oleh lantaran itu bila bahan  pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan mencar ilmu dengan sebaik-baiknya, lantaran tidak ada daya tarik baginya.

William James, sebagaimana yang dikutif oleh Moh. Uzer Usman (2001:95) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan mencar ilmu siswa. Jadi, minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.  Selanjutnya Kurt Singer (1987:95)  mengemukakan beberapa faktor yang sanggup menjadikan minat terhadap pelajaran, sebagai berikut:

a. Pelajaran akan menarik murid kalau terlihat adanya kekerabatan antara pelajaran dan kehidupan nyata.
b. Bantuan yang diberikan guru terhadap anak didiknya dalam mencapai tujuan tertentu.
c. Adanya kesempatan yang diberikan guru terhadap siswa untuk berperan aktif  dalam proses mencar ilmu mengajar.
d. Sikap yang diperlihatkan guru dalam perjuangan meningkatkan minat siswa, perilaku seorang guru yang tidak disukai oleh anak didik tentu akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.

Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih Gunarsa  (1995:69) menyebutkan, bahwa minat akan timbul dari sesuatu yang telah diketahui, dan kita sanggup mengetahui sesuatu dari belajar. Jadi, apabila seseorang belum pernah mendengar perihal sesuatu maka ia tidak akan menaruh minat terhadapnya. Minat tersebut, muncul dari sesuatu yang telah diketahui dan untuk mengetahui  minat tersebut yakni melalui belajar.

Di samping itu, faktor lain yang sanggup menghipnotis timbulnya minat seseorang yakni adanya kesempatan. Hal ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Andi Mappeira (1983:63), bahwa minat akan muncul kalau ada kesempatan untuk pemunculan minat tersebut.  Jadi, dengan adanya kesempatan yang diberikan pada seseorang yang pada awalnya tidak berminat terhadap pelajaran pendidikan agama Islam, namun lantaran adanya kesempatan dan faktor lainnya, kemungkinan sekali ia akan menjadi berminat untuk mempelajari pelajaran tersebut.

Sedangkan Nasution (1995:47) menyatakan, bahwa minat sanggup ditimbulkan atau dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.  Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan).
b. Hubungan dengan pengalaman yang telah lalu.
c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, “Nothing succed like succed”, tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk itu, materi pelajaran harus sesuai dengan kesanggupan individu.
d. Gunakan banyak sekali bentuk metode mencar ilmu seperti, diskusi, kerja kelompok, membaca, dan sebagainya.

Selanjutnya Singer (1987:95) mengemukakan beberapa faktor yang sanggup menjadikan minat terhadap pembelajaran, sebagai berikut:
a.    Pembelajaran akan menarik murid kalau terlihat adanya kekerabatan antara pelajaran dan kehidupan nyata.
b.    Bantuan yang diberikan guru terhadap anak didiknya dalam mencapai tujuan tertentu.
c.    Adanya kesempatan yang diberikan guru terhadap siswa untuk berperan aktif  dalam proses pembelajaran.
d.    Sikap yang diperlihatkan guru dalam perjuangan meningkatkan minat siswa, perilaku seorang guru yang tidak disukai oleh siswa tentu akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.

Eskul Pramuka sebagai Sarana Meningkatkan Minat Belajar
Minat juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan lingkungan. Minat seseorang  akan  semakin  tinggi  bila  disertai motivasi, baik yang  bersifat internal ataupun  eksternal. Menurut Tampubolon (1993:41) minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang sanggup berkembang kalau ada motivasi. Seorang siswa yang ingin memperdalam PKn perihal aturan misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk  membaca buku-buku perihal hukum, mendiskusikannya, dan sebagainya. Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang menghipnotis minat seseorang.  Dalyono (1997:130) menyatakan besar kecilnya dampak lingkungan  terhadap pertumbuhan dan  perkembangan  bergantung  kepada  keadaan  lingkungan  anak  itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.

Di samping itu, faktor lain yang sanggup menghipnotis timbulnya minat seseorang yakni adanya kesempatan. Hal ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Mappeira (1983:63), bahwa minat akan muncul kalau ada kesempatan untuk pemunculan minat tersebut.  Jadi, dengan adanya kesempatan yang diberikan pada seseorang yang pada awalnya tidak berminat terhadap pelajaran PKn, namun karena adanya kesempatan dan faktor lainnya, kemungkinan sekali ia akan menjadi berminat untuk mempelajari pelajaran tersebut.

Nasution (1998:147) menyatakan, bahwa minat sanggup ditimbulkan atau dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.   Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan).
b.   Hubungan dengan pengalaman yang telah lalu.
c.   Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, “Nothing succed like succed”, tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk itu, materi pelajaran harus sesuai dengan kesanggupan individu.
d.   Gunakan banyak sekali bentuk metode mencar ilmu seperti, diskusi, kerja kelompok, membaca, dan sebagainya.

Selain faktor yang disebutkan di atas, faktor lain yang menghipnotis minat yakni cita-cita, talenta dan hobi. Setiap insan mempunyai harapan di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga menghipnotis minat belajar  siswa, bahkan harapan juga sanggup dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita-cita ini  senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan  tidak jarang meskipun mendapat  rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya.

Begitu pula dengan bakat, melalui talenta seseorang akan   mempunyai minat. Ini sanggup dibuktikan dengan contoh: bila seseorang semenjak kecil mempunyai talenta menyanyi, secara  tidak pribadi ia akan  memiliki  minat dalam menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai  sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena  itu, dalam  menawarkan pilihan baik  sekolah  maupun kegiatan lainnya sebaiknya diadaptasi dengan talenta dimiliki.

Selain bakat, hobi seseorang juga mempangaruhi minat. Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang mengakibatkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai hobi terhadap matematika maka secara tidak pribadi dalam dirinya  timbul minat untuk menekuni ilmu  matematika, begitupun dengan  hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor  hobi  tidak bisa dipisahkan dari faktor minat.

Salah satu ciri kondisi kegiatan pembelajaran yang efektif yakni kegiatan pembelajaran yang ditandai adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Usman (1998:17) juga menyatakan, bahwa minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, alasannya dengan minat seseorang akan melaksanakan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat, seseorang mustahil melaksanakan sesuatu.

Berdasarkan pernyataan di atas, sanggup dikatakan bahwa orang yang mempunyai minat terhadap sesuatu, ia akan berusaha lebih keras untuk memperoleh sesuatu yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri seseorang, maka ia akan termotivasi untuk mendapat sesuatu itu. Misalnya, seorang anak menaruh minat terhadap pembelajaran, maka ia akan berusaha untuk mempelajari dan mengetahui lebih banyak perihal pembelajaran.


Indikator Minat Belajar Siswa
Contoh Minat Belajar Agama melalui Kajian Islam
Menurut  Slameto (2010: 180): suatu  minat  dapat  diekspresikan  melalui  pernyataan  yang  memperlihatkan bahwa  anak  didik  lebih  menyukai  suatu  hal  daripada  hal  lainnya,  sanggup pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang  memiliki  minat  terhadap  subjek  tertentu  cenderung  untuk  memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat terhadap mata pembelajaran yang dimiliki seseorang bukan sebagai bawaan semenjak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan  dalam sikap. Dengan kata lain, kalau proses penilaian kognitif dan  afektif seseorang terhadap objek  minat yakni positif  maka akan menghasilkan perilaku yang positif dan sanggup menjadikan minat.

Djamarah  (2002:  132)  mengungkapkan  bahwa  minat sanggup diekspesikan anak didik melalui:
1.  Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya.
2.  Partisipasi dalam aktif dalam suatu kegiatan.
3.  Memberikan  perhatian  yang  lebih  besar  terhadap  sesuatu  yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Minat diperoleh melalui suatu proses mencar ilmu yang timbul melalui proses mengamati suatu  objek yang kemudian menghasilkan suatu  penilaian-penilaian tertentu terhadap objek yang menjadikan minat seseorang. Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses mencar ilmu itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan perihal adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Hurlock (1990:422) menyampaikan minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat mempunyai dua aspek yaitu :

1)  Aspek kognitif
Aspek ini didasarkan  atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

2.  Aspek afektif
Aspek afektif ini yakni konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam perilaku terhadap kegiatan atau objek yang menjadikan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasi tindakan seseorang.

Berdasarkan  uraian  tersebut,  indikator untuk mengetahui minat seseorang dalam pembelajaran, adalah:
1.  Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek terhadap pembelajaran lantaran adanya ketertarikan.
2.  Adanya  perasaan  senang  terhadap  pembelajaran
3.  Adanya   kemauan   atau   kecenderungan   pada   diri   subyek   untuk terlibat aktif dalam pembelajaran serta untuk mendapat hasil yang terbaik.

Contoh Minat Belajar
Cara Membangkitkan Minat Belajar Anak
Menurut  Usman  (1996:  27),  “pada  hakikatnya  anak  berminat  terhadap belajar  dan  guru  sendiri  hendaknya  berusaha  meembangkitkan  minat  anak terhadap  belajar”. Simanjuntak  (1993:58) mengemukakan” Minat  dapat  timbul pada seseorang kalau menarik perhatian terhadap suatu objek”. Menurut  Simanjuntak(  1993:58)  cara  membangkitkan  minat  mencar ilmu anak diperlukan  beberapa  syarat  :  belajar  harus  menarik  perhatian, sebagai  contohnya mengajar  dengan  cara  yang  menarik,  mengadakan  selingan,  menjelaskan  dari yang gampang ke sukar atau dari yang nyata ke abstrak, penggunaan alat peraga.

Obyek atau keadaan yang kekuatannya menarik kan menjadikan minat contohnya menyelenggarakan  percobaan, menyelenggarakan berbagai  bentuk  keterampilan, mengadakan  pameran  karyawisata.  Masalahnya  berulang-ulang  terjadi,  kalau berulang-ulang  terjadi  akan  mendorong  peserta  didik  membangkitkan  minat belajar  karena  masalah  tersebut  sering  muncul  sehingga  merupakan  suatu kebiasaan.  Semua  kegiatan  harus  kontras,  hal-hal  yang  sama  bahkan  bahkan kontras sanggup menarik perhatian seseorang.

Pilihan Studi sebaiknya juga ditentujkan MINAT anak
Menurut  Rachman  (1997:151)  untuk  menumbuhkan  perhatian  dan  minat para siswa,  pembelajaran dapat  dikembangkan  melalui  pendekatan  pembelajaran terpadu.  Menurut  Rooijakkers  (2008:25)  cara  menumbuhkan  minat  dengan menghubungkan bahan  pengajaran  dengan  suatu  berita  sensasional  yang  sudah diketahui  kebanyakan  siswa.  Anni(  2007:186)  mengemukakan  pengaitan pembelajaran  dengan  minat  siswa  adalah  sangat  penting,  dan  karena  itu tunjukkanlah  bahwa  pengetahuan  yang  dipelajari  itu  sangat  bermanfaat  bagi mereka .

Komponen-komponen  proses  belajar  mengajar  yang  harus  dilaksanakan sebagai  usaha  membangkitkan  minat  belajar  anak  atau  anak  didik  antara  lain merumuskan  tujuan  pengajaran,  mengembangkan/menyusun  alat-alat  penilaian menetapkan  kegiatan  belajar  mengajar,  merencanakan  program  dengan memakai model pembelajaran yang tepat.   







= Baca Juga =



Buat lebih berguna, kongsi:
close