Temen aku bilang jikalau “Bahasa Inggris” yaitu sumber mata pencahariannya. Bahasa Inggris telah memberinya penghidupan. Dengan Bahasa Inggris ia mendapatkan income. Penghasilan yang sanggup menghidupi dirinya dan anak istrinya. Skill ini yang ia miliki selama ini, ya alasannya memang ia yaitu seorang sarjana Bahasa Inggris.
Dia mempunyai kemampuan Bahasa Inggris yang baik, baik secara keilmuan, pedagogik dan penerapanya sebagai alat komunikasi. Namun sayang ia semenjak awal mengabdi di Sekolah Dasar(SD) di mana Bahasa Inggris kurang diperhitungkan apalagi di kurikulum 2013 kini ini. Jika dahulu kala Bahasa Inggris sedang booming diperkenalkan di SD, namun kini gaungnya entah hilang kemana hampir tak tersisa. Tinggal puing-puing.
Kurikulum ini benar-benar telah menghancurkan mimpinya, masa depannya, bahkan penghasilannya. Dia telah mengajar di SD dalam kurun waktu yang tidak sebentar. Namun pengabdiannya selama ini dianggap nol. Mengapa? Ya alasannya Bahasa Inggris dihapus. Saat ini ia banting setir menjadi seorang operator di sekolahnya. Ketika Bahasa Inggris masih on fire di SD, ia selain mengajar di sekolah juga menawarkan Les baik privat maupun klasikal kepada bawah umur didiknya terutama di SD.
Dengan pengalamanya mengajar di SD, ia juga telah menuntaskan buku. Sebuah buku Bahasa Inggris untuk bawah umur SD. Buku yang ia tulis mendapat respon positif baik lokal maupun nasional.Buku yang telah ia susun habis terjual baik secara offline maupun online. Dan pemesannya tersebar di hampir seluruh Indonesia, mulai dari Jawa sampai luar Jawa ibarat Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Kurikulum terbaru telah benar-benar meruntuhkan eksistensi buku yang telah ia create. Jika dahulu banyak yang order namun ketika ini hampir tidak ada, kalaupun ada jumlahnya kecil sehingga ia mulai mengabaikannya. Dia juga tidak berminat memalsukan di percetakan. Permintaan buku tersebut tidak sebesar dahulu sebelum kurikulum gres diterapkan.
Rezeki tidak hanya tiba dari Bahasa Inggris saja. Sekarang ini ia survive dari Jasa Grafis, cetak spanduk MMT, Undangan, kartu nama, dan pesenan lainnya dari warga sekitarnya. Saat ini ia tidak lagi tergantung dari “Bahasa Inggris” lagi.
Dia yaitu salah satu guru Bahasa Inggris yang multi talented akan tetapi nasib berkata lain, ketika ia ingin move on ke Sekolah lanjutan selalu saja mengalami hambatan susah diterima, kalaupun diterima ia tidak betahan usang alasannya alasan tertetu. Yang ada dalam benaknya yaitu bekerja dengan hasil faktual yang sanggup menghidupi keluarganya, alasannya memang ia yaitu tulang punggung keluarganya. Dia kurang tertarik mengabdi dan mengajar tanpa diimbangi oleh honor yang layak untuk kebutuhan anak istrinya sehingga ketika ini ia lebih menentukan bertahan di SD dengan menjadi OP yang honornya tidak mengecewakan selain membukan perjuangan sampingan desain grafis di rumahnya.
![]() |
Suryo's family |
Muhammad Suryo yaitu salah satu guru Bahasa Inggris dimana “the right man on the wrong place” Tidak semestinya ia berada di lingkungan SD, ia layak mengajar di Sekolah lanjutan macam Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengan Atas or Sekolah Menengah kejuruan bonafit namun nasib berkata lain ia masih bertahan di SD dan sulit mendapat sekolah yang memberi tantangan baik dari sisi lingkungan maupun honor yang layak. Sekarang ini memang uang dan hubungan yang memegang tugas penting. Siapa yang mempunyai uang dan channel maka ia akan gampang masuk ke Sekolah favorite, entah ia kompeten atau tidak kompeten sehingga terdapat istilah “ The wrong man on the right place” sehingga yang terjadi output pendidikan kurang maksimal atau bahkan mal praktek oleh guru-guru yang tidak kompeten yang seharusnya diisi oleh orang-orang talented macam Pak Suryo.
Buat lebih berguna, kongsi: