Wali Songo yaitu sembilan orang tokoh yang berperanan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Nama mereka tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia, khususnya yang beragama Islam, alasannya yaitu jasa-jasanya yang luar biasa dalam membersihkan kepercayaan syirik, yang dianut oleh sebagian besar rakyat pada ketika itu.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah yaitu orang yang beriman dan bertakwa. Di samping melaksanakan hal-hal yang wajib, para wali Allah senantiasa melaksanakan hal-hal yang sunah serta menjauhi hal-hal yang makruh. Allah Swt. berfirman.
(alaa inna awliyaa-a allaahi laa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna)
(alladziina aamanuu wakaanuu yattaquuna)
Artinya:
1. Keimanan Wali Allah
Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh kesyirikan. Mereka tidak mengakui kekuatan lain, contohnya batu, keris, tombak, senapan, dan lain-lain yang merupakan perbuatan syirik. Allah Swt. berfirman,
(ariiqan hadaa wafariiqan haqqa 'alayhimu aldhdhalaalatu innahumu ittakhadzuu alsysyayaathiina awliyaa-a min duuni allaahi wayahsabuuna annahum muhtaduuna)
Artinya :
2. Ketakwaan Wali Allah
Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengakuan, tetapi keimanan mereka menghasilkan ketakwaan. Mereka melaksanakan apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Mereka tidak hanya melaksanakan hal-hal yang diwajibkan agama, tetapi juga menjalankan amalan-amalan sunah. Mereka menghindari kasus yang makruh dan menjauhi kasus yang diharamkan Allah.
B. Kisah Teladan Wali Songo
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes lahir di Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Kisah keteladanannya yaitu semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan caracara gres bercocok tanam.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau Raden Rahmat dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di erat Masjid Ampel, Surabaya. Kisah keteladanan yang menarik yaitu ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun balasannya tidak memeluk agama Islam, Sunan Ampel mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang dimaksud dengan Moh Limo yaitu tidak mau melaksanakan lima perbuatan tercela, yaitu:
(1) main (berjudi)
(2) ngombe (mabuk-mabukan)
(3) maling (mencuri)
(4) madat (menghisap c*ndu atau g*nja)
(5) madon (berz*na)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang yaitu putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525. Kisah keteladanannya yaitu cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering memakai kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh alasannya yaitu itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat juga putra Sunan Ampel. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat dijalankan di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kisah keteladanannya yaitu cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal sikap yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Sunan Drajat juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.
5. Sunan Kudus
Sunan Kudus yaitu putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya yaitu Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang populer yaitu Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri
Sunan Giri yaitu putra Maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu keturunannya yaitu Sunan Giri Prapen yang membuatkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima. Ia pernah menjadi hakim dalam kasus Syeh Siti Jenar. Ia pun juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Islami untuk dolanan belum dewasa diciptakannya, menyerupai Jamuran, Jithungan dan Delikan.
7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kalijaga yaitu putra Adipati Tuban yang berjulukan Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia yaitu murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga juga memakai kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, menyerupai wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said yaitu putra Sunan Kalijaga. Ia yaitu adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah. Beliau
berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan dan wayang tetap digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan Muria membuat tembang Sinom dan Kinanti. Sasaran dakwahnya, para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Hidayatullah yaitu putra Syarif Abdullah Umdatuddin yang berjasa mengembangkan Cirebon sebagai sentra dakwah. Anaknya yang berjulukan Maulana Hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan membuatkan agama Islam di Banten sehingga kemudian menjadi Kesultanan Banten.
Sunan Gunung Jati memperlihatkan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para wali lainnya dan sejumlah tenaga jago yang dikirim oleh Raden Patah.
Ayo Berlatih
1. Siapakah wali Allah itu?
2. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Ampel?
3. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Drajat?
4. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Bonang?
5. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Gresik?
Al-Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah yaitu orang yang beriman dan bertakwa. Di samping melaksanakan hal-hal yang wajib, para wali Allah senantiasa melaksanakan hal-hal yang sunah serta menjauhi hal-hal yang makruh. Allah Swt. berfirman.
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(alaa inna awliyaa-a allaahi laa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna)
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
(alladziina aamanuu wakaanuu yattaquuna)
Artinya:
“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” (Q.S Yμnus/10: 62-63)
1. Keimanan Wali Allah
Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh kesyirikan. Mereka tidak mengakui kekuatan lain, contohnya batu, keris, tombak, senapan, dan lain-lain yang merupakan perbuatan syirik. Allah Swt. berfirman,
فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ ۗ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
(ariiqan hadaa wafariiqan haqqa 'alayhimu aldhdhalaalatu innahumu ittakhadzuu alsysyayaathiina awliyaa-a min duuni allaahi wayahsabuuna annahum muhtaduuna)
Artinya :
“Sebagian insan ada yang mendapat hidayah, sementara sebagian yang lainnya disesatkan alasannya yaitu mereka bahu-membahu telah mengakibatkan setan-setan sebagai wali selain Allah, sementara mereka mengira bahwa mereka mendapat hidayah.” (Q.S al-A’raf/07: 30)
2. Ketakwaan Wali Allah
Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengakuan, tetapi keimanan mereka menghasilkan ketakwaan. Mereka melaksanakan apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Mereka tidak hanya melaksanakan hal-hal yang diwajibkan agama, tetapi juga menjalankan amalan-amalan sunah. Mereka menghindari kasus yang makruh dan menjauhi kasus yang diharamkan Allah.
B. Kisah Teladan Wali Songo
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes lahir di Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Kisah keteladanannya yaitu semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan caracara gres bercocok tanam.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau Raden Rahmat dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di erat Masjid Ampel, Surabaya. Kisah keteladanan yang menarik yaitu ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun balasannya tidak memeluk agama Islam, Sunan Ampel mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang dimaksud dengan Moh Limo yaitu tidak mau melaksanakan lima perbuatan tercela, yaitu:
(1) main (berjudi)
(2) ngombe (mabuk-mabukan)
(3) maling (mencuri)
(4) madat (menghisap c*ndu atau g*nja)
(5) madon (berz*na)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang yaitu putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525. Kisah keteladanannya yaitu cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering memakai kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh alasannya yaitu itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat juga putra Sunan Ampel. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat dijalankan di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kisah keteladanannya yaitu cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal sikap yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Sunan Drajat juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.
5. Sunan Kudus
Sunan Kudus yaitu putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya yaitu Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang populer yaitu Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri
Sunan Giri yaitu putra Maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu keturunannya yaitu Sunan Giri Prapen yang membuatkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima. Ia pernah menjadi hakim dalam kasus Syeh Siti Jenar. Ia pun juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Islami untuk dolanan belum dewasa diciptakannya, menyerupai Jamuran, Jithungan dan Delikan.
7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kalijaga yaitu putra Adipati Tuban yang berjulukan Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia yaitu murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga juga memakai kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, menyerupai wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said yaitu putra Sunan Kalijaga. Ia yaitu adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah. Beliau
berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan dan wayang tetap digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan Muria membuat tembang Sinom dan Kinanti. Sasaran dakwahnya, para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Hidayatullah yaitu putra Syarif Abdullah Umdatuddin yang berjasa mengembangkan Cirebon sebagai sentra dakwah. Anaknya yang berjulukan Maulana Hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan membuatkan agama Islam di Banten sehingga kemudian menjadi Kesultanan Banten.
Sunan Gunung Jati memperlihatkan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para wali lainnya dan sejumlah tenaga jago yang dikirim oleh Raden Patah.
Ayo Berlatih
1. Siapakah wali Allah itu?
Wali Allah yaitu orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
2. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Ampel?
Sunan Ampel (Raden Rahmat) mengajarkan Islam sebagai pedoman kecerdikan pekerti yang mulia dan falsafah Moh Limo.
3. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Drajat?
Sunan Drajat memperlihatkan keteladanan sikap-sikap terpuji dalam berdakwah. Selain itu, dia juga ikut berkesenian bersama rakyat.
4. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Bonang?
Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) mengajarkan sikap bijak dalam berdakwah dengan ikut berkesenian bersama rakyat
5. Keteladanan apakah yang diajarkan oleh Sunan Gresik?
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) mengajarkan semangat berdakwah kepada rakyat jelata dan mengajarkan keterampilan hidup (bercocok tanam
Buat lebih berguna, kongsi: