Kode Iklan Disini

Teori Persediaan (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis Dan Biaya Persediaan Berdasarkan Para Ahli)

Teori persediaan ialah pembahasan yang akan di uraikan dengan detail dibawah ini. Adapun didalam teori persediaan ini masuk kedalam kategori materi pelajaran ekonomi. Dan fokus penjelasan yang akan dibahas yakni sebagai berikut :

1. Pengertian Persediaan
2. Tujuan Persediaan
3. Fungsi Persediaan
4. Jenis Persediaan dan
5. Biaya-biaya Persediaan

Pengertian Persediaan (Inventory)

Didalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan manufaktur niscaya selalu mengandalkan persediaan (inventory). Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, mempunyai peranan penting dalam operasi bisnis. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan sanggup terdiri dari beberapa macam menyerupai berikut :

  a. Bahan baku.
  b. Bahan pembantu.
  c. Barang dalam proses.
  d. Barang jadi.
  e. Persediaan suku cadang.
 ialah pembahasan yang akan di uraikan dengan detail dibawah ini TEORI PERSEDIAAN (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis Dan Biaya Persediaan Menurut Para Ahli)
TEORI PERSEDIAAN
Dibawah ini terdapat beberapa pengertian (teori dan konsep) persediaan (inventory) berdasarkan beberapa para ahli, yakni sebagai berikut :

Menurut pendapat Schroeder (2000:4) yang menyampaikan bahwa definisi persediaan atau inventory ialah stock materi yang dipakai untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan usul pelanggan.

Beberapa pakar mengartikan bahwa persediaan sebagai suatu sumberdaya yang menganggur dari aneka macam jenis yang mempunyai nilai irit yang potensial. Definisi ini memungkinkan seseorang untuk menganggap peralatan atau pekerja-pekerja yang menganggur sebagai persediaan, tetapi kita menganggap semua sumberdaya yang menganggur selain daripada materi sebagai kapasitas.

Sedangkan konsep persediaan berdasarkan Rangkuti (2004:1) menyampaikan bahwa persediaan merupakan suatu aktiva yang mencakup barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode perjuangan tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan materi baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Johns dan Harding (2001:71) mengemukakan ihwal arti persediaan ialah suatu keputusan investasi yang penting sehingga perlu kehati-hatian.

Teori persediaan berdasarkan Kusuma (2009:132) menyampaikan persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk dipakai atau dijual pada periode mendatang. 

Menurut Prawirosentono (2005:83) berdasarkan jenis operasi perusahaan, arti persediaan sanggup diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam yakni sebagai berikut :

a. Pada Perusahaan Manufaktur yang memproses Input menjadi Output
Persediaan ialah simpanan materi baku dan barang setengah jadi (work in proses) untuk diproses menjadi barang jadi (finished goods) yang mempunyai nilai tambah lebih besar secara ekonomis, untuk selanjutnya dijual kepada pihak ketiga (konsumen).

b. Pada Perusahaan Dagang
Persediaan ialah simpanan sejumlah barang jadi yang siap untuk dijual kepada pihak ketiga (konsumen).

Dengan melihat beberapa definisi persediaan oleh beberapa para hebat di atas maka sanggup dikatakan bahwa perusahaan akan selalu mengadakan / melaksanakan persediaan sebelum memulai aktivitasnya. Pengadaan persediaan ini bertujuan untuk antisipasi terhadap pemenuhan permintaan.

Tujuan Persediaan

Didalam persedian pastinya terdapat hal-hal yang perlu diketahui termasuk tujuan dari persediaan itu sendiri. Menurut pendapat Anggarini (2007:163) yang mengutarakan bahwa tujuan kebijakan persediaan ialah untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan, dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui persediaan.

Menurut Tampubolon (2004:189) menyampaikan bahwa peran manajemen sangat penting untuk sanggup membuat efisiensi biaya produksi, yang menyangkut :

  a. Penentuan jumlah produksi
  b. Penentuan harga persediaan
  c. Sistem pencatatan persediaan dan
  d. Kebijakan ihwal kualitas persediaan.

Fungsi Persediaan

Dan hal-hal lain yang perlu diketahui juga di dalam persediaan yakni fungsi dari persediaan itu sendiri. Menurut Tampubolon (2004:190) yang menyampaikan bahwa mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi operasional perusahaan sanggup ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan mengefektifkan :

  a. Fungsi Decoupling
  b. Fungsi Economic Size dan
  c. Fungsi Antisipasi

Dan dibawah ini ialah klarifikasi dari ketiga fungsi persediaan yang telah dijelaskan menyerupai yang tertera diatas sebagai berikut :

a. Fungsi Decuopling
Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah.

b. Fungsi Economic Size
Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung kapasitas gudang yang memadai.

3. Fungsi Antisipasi
Merupakan penyimpanan persediaan materi yang fungsinya untuk evakuasi jikalau hingga terjadi keterlambatan datangnya pesanan materi dari pemasok. Tujuan utama ialah untuk menjaga proses konversi semoga tetap berjalan lancar.

Menurut pendapat dari Muslich (2009:391) yang menyampaikan bahwa persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Dari aneka macam macam barang yang ada menyerupai bahan, barang dalam proses dan barang jadi, perusahaan menyimpannya alasannya aneka macam alasan, dan alasan tersebut ialah :

1. Penyimpanan barang dibutuhkan semoga perusahaan sanggup memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Jika perusahaan tidak mempunyai persediaan barang dan tidak sanggup memenuhi pesanan pembeli pada ketika yang tepat, maka kemungkinannya pembeli akan berpindah ke perusahaan lain.
2. Untuk berjaga-jaga pada ketika barang di pasar sukar diperoleh, kecuali pada ketika animo panen tiba.
3. Untuk menekan harga pokok per unit barang dengan menekan biaya-biaya produksi per unit.

Jenis - jenis Persediaan

Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Adapun berdasarkan Handoko (1999:334) berdasarkan bentuk fisiknya, persediaan sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

a. Persediaan materi mentah (raw material)
Artinya ialah persediaan barang berwujud, menyerupai besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dipakai dalam proses produksi.

b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/ componen)
Artinya ialah persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain secara eksklusif sanggup dirakit menjadi suatu produk.

c. Persediaan materi pembantu atau penolong (supplies)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang dibutuhkan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bab atau komponen barang jadi.

d. Persediaan dalam proses (work in process)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bab dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

e. Persediaan barang jadi (finished goods)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang telah simpulan diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

Biaya - biaya Persediaan

Dan juga pastinya di dalam persedian, tentu adanya biaya-biaya yang wajib disediakan oleh pabrik atau perusahaan dan lain sebagainya. Menurut Handoko (1999:336), dalam pembuatan setiap keputusan yang akan menghipnotis besarnya (jumlah) persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan.

1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying costs)
Artinya ialah biaya persediaan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara eksklusif dengan kuantitas persediaan. Yang termasuk biaya penyimpanan diantaranya ialah :

a. Biaya kemudahan (termasuk biaya penerangan, pendingin ruangan)
b. Biaya asuransi persediaan
c. Biaya pajak persediaan
d. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan dan lain sebagainya

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs)
Biaya-biaya ini termasuk didalam biaya yang sanggup dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemrosesan pesanan dan ekspedisi
b. Biaya telepon
c. Pengeluaran surat menyurat
d. Biaya pengepakan dan penimbangan
e. Biaya pengiriman ke gudang dan lain sebagainya

3. Biaya penyiapan / manufacturing (setup cost)
Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri (didalam pabrik) perusahaan, perusahaan tersebut menghadapi biaya penyiapan (setup cost) untuk memproduksi komponen tertentu. Adapun didalam biaya-biaya ini terdiri dari menyerupai berikut:

a. Biaya mesin-mesin menganggur
b. Biaya penyiapan tenaga kerja langsung
c. Biaya penjadwalan
d. Biaya ekspedisi dan lain sebagainya

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs)
Maksudnya ialah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya usul bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan materi ialah sanggup dijelaskan sebagai berikut :

a. Kehilangan penjualan
b. Kehilangan pelanggan
c. Biaya pemesanan khusus
d. Biaya ekspedisi
e. Selisih harga
f. Terganggunya operasi
g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan lain sebagainya.

Biaya kekurangan materi sangat sulit untuk diukur dalam praktik, hal tersebut terutama dikarenakan bahwa kenyataannya biaya ini sering merupakan Opportunity Cost yang sulit diperkirakan secara objektif. Demikian pembahasan mengenai Teori Persedian, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

Roger, Schroeder. 2000. Pengembilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi, Edisi Ketiga. Erlangga: Jakarta.
Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Johns, D. T., dan H. A. Harding.2001. Operations Management, alih bahasa Kresnohadi Ariyoto. Salemba Empat: Jakarta.
Kusuma, Hendra. 2009. Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Prawirosentono, 2005. Riset Operasi Dan Ekonofisika. Penerbit PT Bumi Aksara: Jakarta.
Adisaputro, Anggarini. 2007. Anggaran Bisnis Analisa, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Penerbit UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
Tampubolon, 2004. Manajemen Operasional. Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta.
Muslich. 2009. Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif. Bumi Aksara: Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 7. BPFE: Yogyakarta.
Buat lebih berguna, kongsi:
close