Teori dan konsep motivasi adalah pembahasan yang akan di jelaskan secara sangat mendetail pada artikel dibawah ini, yang mana didalam artikel motivasi ini akan dibahas mengenai pengertian/arti motivasi, jenis motivasi kerja, faktor motivasi kerja, proses motivasi kerja menurut para pakar/ahli. Semoga pembahasan ini bisa menjadi materi rujukan kiprah anda.
Pengertian Motivasi
Definisi motivasi yaitu sebuah dorongan atau alasan yang mendasari semangat dalam melaksanakan sesuatu. Motivasi yaitu hal-hal yang menjadikan dorongan, dan motivasi kerja adalah pendorong semangat yang menjadikan suatu dorongan. Pemberian motivasi ini dibutuhkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.
Didalam buku Thoha (2004: 206) menyampaikan bahwa perilaku insan itu hakekatnya yaitu berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa sikap seseorang itu pada umumnya di rangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan. Motivasi, kadang kala istilah ini digunakan silih berganti dengan istilah-istilah lainnya, menyerupai contohnya kebutuhan, keinginan, dorongan, semangat atau impuls.
Teori motivasi menurut Robbin (2003:208) yang mengatakan bahwa suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam perjuangan untuk mencapai satu tujuan. Sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya ke arah setiap tujuan.
Motivasi adalah konsep yang menguraikan ihwal kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaaan-perbedaan dalam intensitas sikap dimana sikap yang bersemangat yaitu hasil dari tingkat motivasi yang kuat. Selain itu konsep motivasi digunakan untuk memperlihatkan arah perilaku.
Kemudian berdasarkan Nimran (2005 : 47) mendefinisikan motivasi yaitu sebagai keadaan dimana perjuangan dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud bisa berupa :
a. Produktivitas
b. Kehadiran atau Prilaku kerja kreatifnya.
Sedangkan berdasarkan Adair (2007 : 192) Motivasi yaitu apa yang membuat orang melaksanakan sesuatu, tetapi arti yang lebih penting dari kata ini yaitu bahwa motivasi yaitu apa yang membuat orang benar-benar berusaha dan mengeluarkan energi demi apa yang mereka lakukan. Definisi yang sederhana dari kata ‘motivasi’ mungkin "membuat orang mengerjakan apa yang harus dikerjakan dengan rela dan baik".
Jenis-jenis Motivasi
Motivasi digolongkan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi internal
Motivasi internal yaitu motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh orang lain untuk melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan
b. Motivasi eksternal
Motivasi eksternal yaitu motivasi yang tiba dari luar diri seseorang dengan cita-cita sanggup mencapai sesuatu tujuan yang sanggup menguntungkan dirinya.
Motivasi kerja tampak dalam dua segi yang berbeda yakni :
a. Pertama
Kalau dilihat dari segi aktif atau dinamis, motivasi kerja tampak sebagai suatu perjuangan positif dalam menggerakkan dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja semoga produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Kedua
Jika dilihat dari segi pasif motivasi nampak sebagai suatu kebutuhan juga sekaligus menggerakkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja insan tersebut kearah yang diinginkan.
Faktor Motivasi
Menurut Herzberg membuatkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi dua faktor ihwal motivasi. Dua faktor itu dinamakan sebagai berikut :
a. Faktor pemuas (motivation factor)
Faktor ini disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor ini juga sebagai pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain menyerupai :
1. Prestasi yang diraih (achievement)
Merupakan daya penggagas yang memotivasi semangat kerja seseorang, lantaran ini akan mendorong seseorang untuk membuatkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi tinggi, asalkan diberikan kesempatan
2. Tanggung jawab (responbility)
Merupakan daya penggagas yang memotivasi sehingga bekerja hati-hati untuk bisa menghasilkan produk dengan kualitas istimewa
3. Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)
Merupakan teori yang disebut teori tingkat persamaan kepuasan (the stady-state theory of job statisfation) mengemukakan bahwa kepribadian merupakan salah satu faktor penentu stabilitas kepuasan kerja
b. Faktor pemelihara (maintenance factor)
Faktor ini disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor ini juga disebut dengan hygene factor merupakan faktor-faktor yang sifatnya eksintrik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang.
Misalnya dari organisasi, tetapi turut memilih sikap seseorang dalam kehidupan kekaryaannya, faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Dan juga faktor ini disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang dikualifikasikan kedalam faktor ekstrinsik yang mencakup sebagai berikut :
1. Keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dan keselamatan kerja yaitu suatu proteksi yang diberikan organisasi terhadap jaminan keamanan akan keselamatan dirinya dalam bekerja
2. Kondisi kerja
Kondisi kerja yaitu suatu keadaan di mana karyawan mengharapkan kondisi kerja yang aman sehingga sanggup bekerja dengan baik
3. Hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan
Bagian ini merupakan kebutuhan untuk dihargai dan menghargai dalam organisasi sehingga tercipta kondisi kerja yang harmonis.
Menurut Chatab (2007 : 116), faktor motivasi terdiri dari menyerupai berikut :
a. Hasil kerja, keberhasilan atau prestasi
b. Pengakuan atau penghargaan
c. Pekerjaan yang penuh tantangan
d. Tanggung jawab yang lebih besar
e. Kemajuan dan pertumbuhan
Teori-Teori Motivasi
Dibawah ini akan kami jabarkan beberapa teori-teori motivasi berdasarkan para pakar yang sanggup anda pelajari yakni sebagai berikut :
a. Teori Maslow
Didalam teori Maslow menyerupai yang dikutip oleh Hasibuan (2006:152) yang menyatakan bahwa Maslow’s Need Hierarcy Theory atau Teori Hierarki Kebutuhan adalah mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku dan bekerja lantaran adanya dorongan untuk memenuhi majemuk kebutuhan.
Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jikalau kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jikalau kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya hingga tingkat kebutuhan yang kelima.
Dasar Teori Hierarki Kebutuhan
Berikut ini yaitu dasar teori hierarki kebutuhan yakni sebagai berikut :
a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan selalu menginginkan lebih banyak lagi dan akan berhenti jikalau tamat hayatnya tiba.
b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator.
c. Kebutuhan insan tersusun dalam suatu jenjang/hierarki.
Adapun jenjang / hierarki kebutuhan insan yang dimaksud yakni sebagai berikut :
Hierarki atau Jenjang Kebutuhan Manusia
1. Kebutuhan fisik dan biologis (Physiological Needs)
Bagian ini terdiri dari kebutuhan akan sandang, pangan, papan, kesehatan dan lain-lain.
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan (Safety and Security Needs)
Bagian ini terdiri dari kebutuhan proteksi dari bahaya, ancaman dan sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial (Affiliation or Aceptance Needs or Belongingness)
Bagian ini terdiri dari kebutuhan akan cinta kasih, kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan kelompok dan rasa kekeluargaan.
4. Kebutuhan akan penghargaan atau prestise (Esteem or Status Needs)
Bagian ini terdiri dari kebutuhan kehormatan diri dan berpartisipasi.
5. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Bagian ini terdiri dari penyelesaian pekerjaan secara kreativitas dan membuatkan diri.
Kelima tingkatan tersebut kemudian digambarkan oleh Leon C Megginson yang dikutip dalam Handoko (2008 : 258) sebagai berikut :
Hirarki Kebutuhan Dari Maslow Dalam Teori dan Penerapannya Sebagai Motivasi Manajerial |
b. Teori Keadilan
Teori ini dikembangkan oleh Adam yang dikutip oleh Mangkunegara, (2005:72) yang menyatakan bahwa terdapat tiga komponen dari teori ini yaitu sebagai berikut :
1. Input
Input yaitu semua nilai yang diterima karyawan yang sanggup menunjang pelaksanaan kerja
2. Outcome
Outcome yaitu semua nilai yang diperoleh dan dirasakan karyawan, contohnya upah, laba tambahan, status symbol, pengenalan kembali, kesempatan berprestasi untuk mengekspresikan diri
3. Comparison person
Comparison Person yaitu seorang pegawai dalam organisasi yang sama, seorang karyawan dalam organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya
4. Equity in equity
Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya karyawan yaitu hasil dari membandingkan antara input-outcome karyawan tersebut dengan perbandingan input-outcome karyawan lainnya. Jadi, akan terdapat dua kemungkinan yaitu sebagai berikut :
=> Jika terjadi keseimbangan ( equity )
Maka karyawan tersebut mengalami kepuasan.
=> Jika terjadi ketidakseimbangan
Maka akan ada dua akhir yang terjadi yaitu keseimbangan yang menguntungkan dirinya dan ketidakseimbangan yang menguntungkan karyawan lain yang menjadi pembanding atau comparison person.
c. Teori Harapan
Teori ini dikemukakan oleh Vroom yang di kutip oleh Hasibuan (2006: 165) mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting yaitu sebagai berikut :
1. Harapan (expectancy).
2. Nilai (valence).
3. Pertautan (inatrumentality).
Menurut teori ini, motivasi merupakan akhir dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan asumsi yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah pada hasil yang diinginkan. Yang artinya apabila seseorang menginginkan sesuatu dan jalan telah terbuka untuknya maka yang bersangkutan akan berusaha untuk mendapatkannya.
Akan tetapi, jikalau seseorang menginginkan sesuatu cukup besar, maka yang bersangkutan akan terdorong untuk memperolehnya. Namun sebaliknya, jikalau cita-cita memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya pun akan menjadi rendah.
d. Teori Motivasi Prestasi
Menurut teori ini Hasibuan (2006:162) bahwa karyawan memiliki cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dan dorongan serta motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.
Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan lantaran didorong oleh :
1. Kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat.
2. Harapan keberhasilannya.
3. Nilai insentif yang terlekat pada tujuan.
Hal – hal yang memotivasi seseorang untuk mencapai tujuannya yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan prestasi.
2. Kebutuhan akan afiliasi.
3. Kebutuhan kekuasaan.
Proses Motivasi
Proses terjadinya motivasi berdasarkan Zainun (2007 : 19) yaitu disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar. Dan untuk memenuhi kebutuhan timbullah dorongan untuk berperilaku. Bilamana seseorang sedang mengalami motivasi atau sedang memperoleh dorongan, maka orang itu sedang mengalami hal yang tidak seimbang.
Setiap insan dengan banyak sekali kebutuhan tidak akan pernah puas dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh lantaran itu proses motivasi akan terus berlangsung selama insan memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada dasarnya proses terjadinya motivasi memperlihatkan adanya dinamika yang terjadi disebabkan adanya kebutuhan yang fundamental dan untuk memenuhinya terjadi dorongan untuk berprilaku.
Ranupandojo dan Husnan (2006 : 198) menyampaikan dalam proses motivasi terdapat empat komponen terjadinya motivasi yang terlihat dalam gambar berikut ini :
Proses Motivasi berdasarkan Ranupandojo dan Husnan (2006-198) |
Gambaran bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang kekuatannya antara satu dan lainnya yakni antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda dan tidak sama, sehingga akan menjadikan dorongan kebutuhan yang tidak seimbang yang dilakukan dengan melalui tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, dan sehabis mencapai tujuan melalui tindakan tadi barulah akan terasa terpuaskan.
Jangka waktu yang tertentu akan timbul kebutuhan lagi untuk dipenuhi. Apabila suatu kebutuhan yang sama timbul berulang-ulang dengan berlangsungnya waktu maka yang berlaku yaitu proses motivasi sebagaimana gambar proses motivasi diatas, namun jikalau setiap kali timbul kebutuhan baru, tetapi kebutuhan tersebut termasuk kedalam jenjang golongan yang lebih tinggi tingkatannya, maka hal ini disebut jenjang kebutuhan Maslow.
Jenjang kebutuhan Maslow menyatakan bahwa bila kebutuhan minimal (fisiologis) saja belum terpuaskan, maka kebutuhan kelompok pertama ini akan menuntut paling besar lengan berkuasa untuk dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan, maka akan terasa adanya tuntutan dari kelompok kebutuhan kedua (keamanan dan keselamatan kerja) dan seterusnya, kemudian kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Pemberian Motivasi Yang Efektif
Upaya memotivasi karyawan, seorang pimpinan harus mencari waktu yang sempurna sesuai situasi dan kondisinya. Situasi yang sanggup dipilih oleh pimpinan untuk memotivasi karyawan dilaksanakan secara terpola dalam pertemuan atau rapat yakni menyerupai berikut :
a. Waktu memperlihatkan kiprah kepada bawahan.
b. Waktu mengecek bawahan
c. Waktu memperlihatkan pengarahan untuk suatu tugas
d. Waktu pimpinan melaksanakan percakapan ringan dengan karyawannya secara impulsif dan santai.
Adapun proteksi motivasi yang efektif berdasarkan Armstrong (2005 : 69) yakni perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini :
a. Memahami proses dasar motivasi, model kebutuhan, sasaran, tindakan serta dampak pengalaman dan harapan.
b. Mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi motivasi, teladan kebutuhan yang mendorong kearah target dan keadaan dimana kebutuhan tersebut terpenuhi atau tidak terpenuhi.
c. Mengetahui bahwa motivasi tidak sanggup dicapai hanya dengan membuat perasaan puas, lantaran banyak perasaan puas sanggup menjadikan puas diri dan kelambanan.
d. Memahami bahwa disamping semua faktor diatas ada hubungan yang kompleks antara motivasi dan prestasi kerja.
Motivasi akan menjadi lebih efektif jikalau didukung oleh beberapa kondisi diantaranya menyerupai :
a. Memberikan insentif yang diubahsuaikan dengan sistem dan peraturan yang berlaku
b. Menciptakan hubungan sosial yang penuh dengan kekeluargaan
c. Jaminan cita-cita masa depan demi keamanan bekerja
d. Memberikan penghargaan setiap acara yang positif
e. Memberikan kesempatan yang luas untuk membuatkan diri demi kepentingan umum atau kelembagaan.
Demikian pembahasan mengenai teori konsep motivasi (Pengertian, Jenis, Faktor Dan Proses Motivasi Menurut Para Ahli), semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
* Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
* Robbin, P. Stephen. 2003. Perilaku Organisasi, Alih Bahasa, Tim Indeks. Gramedia: Jakarta.
* Nimran, Umar. 2005. Perilaku Organisasi. Citra Media: Surabaya.
* Adair, Jhon. 2007. Pemimpin yang berpusat Pada Tindakan. Binarupa Aksara: Jakarta.
* Chatab, Nevizond. 2007. Diagnostic Management, Metode Teruji Meningkatkan Keunggulan Organisasi. Serambi Ilmu Semesta: Jakarta.
* Hasibuan, Malayu Sp. 2006. Dasar-dasar, Pengertian, dan Masalah Dalam Manajemen. Bumi aksara, Edisi Revisi : Jakarta.
* Hani, Handoko T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta.
* Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan keenam. Remaja Rosda Karya: Bandung.
* Buchari, Zainun. 2007. Manajemen dan Motivasi, Edisi Revisi, Cetakan ke 3. Balai Aksara: Jakarta.
* Randupandojo dan Suad Husnan. 2006. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
* Amstrong, Michael. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan PT.Elex Media Komputindo: Jakarta.
Buat lebih berguna, kongsi: