“aku akan membingkai senja itu menjadi sebuah kado penghujung musim”
Salam bagimu Cinta,
Semoga surat ini tiba sempurna ke rumahmu dan kamu sendiri yang membacanya.
Kau pernah melihat senja? tentu saja kamu pernah. Indah bukan…bagaimana seandainya senja itu kubingkai dalam sebuah kado dan kalau kamu merindukan senja, setiap ketika kamu akan dengan leluasa membuka kado itu.
Yaps..sekarang kado itu benar-benar ada di tanganku. Tinggal mengirimkannya kepadamu. Dan perlu saya ceritakan bagaimana saya bisa membingkai senja itu.
Begini,
Di animo itu. Di pantai pasir putih yang kemilau saya melihat senja dengan buaian camar yang berterbangan di atasnya. Kemudian saya mengingat kamu yang berada di jauh sana. Aku memiliki niat untuk membingkai senja itu dalam sebuah kado dan memberikannya untukmu.
Mungkin dari caraku ini kamu akan teringat sebuah dongeng seseorang mengirimkan sepotong senja untuk Alina. Sepotong senja itu ia bungkus dalam sebuah kartu pos beramplop. Aku sanggup membayangkan bagaimana ia susah payah berlaridengan sepotong senja di tangannyadikejar polisi alasannya ialah ia mengambil sepotong senja yang indah dari dunia padahal banyak orang dan turis asing yang menikmati senja itu.
Aku memang menjiplak cara itu. Dia memotong senja, sedangkan saya membingkai senja. Dia masukkan sepotong senja ke dalam kartu pos beramplop, sedangkan saya membingkai senja ke dalam sebuah kado.
Tahukah kamu sebelum saya membingkai senja, saya mencari kado untuk menyimpan senja itu. akan tetapi setiap saya pergi ke sebuah toko, tak ada yang menjual kotak kado maupun kertas pembungkusnya. Berpuluh-puluh kilometer saya berjalan dan menanyakan ke seluruh toko untuk membeli kotak kado beserta bungkusnya. Namun saja tetap nihil. Stok setiap toko sudah habis alasannya ialah banyak orang yang ingin membingkai senja di animo itu dalam sebuah kotak kado. Maka tak habis tekadku. Aku pergi ke pabrik kertas. Di sana saya menjadi kuli untuk menciptakan kertas sebagai materi pembuat kotak kado dan pembungkusnya. Aku disuruh pemilik pabrik itu untuk menebang pohon pinus dan menyadap getah nya di kaki gunung lawu. kayu dari pohon itulah yang akan kugunakan untuk menciptakan kertas. Sedangkan getahnya ialah materi untuk menciptakan lem dan tinta pewarnanya. Setelah semua ku kerjakan, maka kotak dan kertas pembungkus kado itu telah jadi. Hanya saja kertas pembungkus kado itu masih polos tanpa motif. Maka tak habis ideku. Aku curi komputer dan printer dari ruangan majikanku di pabrik itu. Aku bawa ke rumahku, toh saya sudah keluar dari pabrik itu dan sudah membawa kotak dan pembungkus kado. Aku buat motif yang pas dengan jadwal corel draw entah seri berapa.
Namun saya kembali menghadapi masalah, ternyata komputer itu terserang berpuluh virus yang beranak-pinak mulai jenis Trojan, Worm, W32, hingga virus lokal ibarat gealgeol dan sejenisnya. terpaksa saya harus scan komputer itu. Butuh berjam-jam untuk membuang virus-virus tersebut. Dan sesudah selesai saya sanggup bekerja untuk menciptakan motif untuk pembungkus kado senja. Dengan rasa puas, motif itu telah selesai dan saya bersiap untuk mencetaknya. Namun saya lupa membawa tinta dari pabrik tersebut. Maka kugantikan tinta itu dengan darahku. Aku gigit jari kiriku dengan berpengaruh hingga mengucur darah merah segar. Aku tuangkan dalam cartridge. sesudah itu saya mencetaknya.
Kini dalam tanganku ada kotak dan kertas pembungkus kado, tinggal saya mengisinya dengan senja. maka saya kembalike pantai itu dan ku lihat ribuan orang berusaha untuk membingkai senja yang indah itu. Orang-orang itu kesulitan membingkai senja alasannya ialah mereka tak menyayangi senja ibarat aku. Mereka menyukai senja hanya sebatas senja itu tampak indah di mata mereka, dan gres sekali ini mereka sadar bahwa senja itu indah. Berbeda dengan aku, saya selalu menganggap senja itu indah, dan kali ini memang tak sanggup ku sangkal, senja itu ialah senja paling indah yang pernah ku lihat. Maka dengan satu pejaman mata saya sanggup membingkai senja itu ke dalam sebuah kotak kado dan membungkusnya dengan kertas pembungkus yang telah kubuat.
Setelah itu ku lihat semua orang bingungterlebih ribuan orang yang ingin membingkai senjakarena senja yang indah itu tiba-tiba hilang. Mereka balasannya tahu kalau saya yang membingkai senja itu sehingga hilang dari penglihatan mereka. Mereka mengejarku untuk merebut kado senja itu. Aku berlari sekuat tenaga tanpa arah yang niscaya untuk menghindari mereka. Hingga kamu terpuruk pada sebuah lembah yang dalam, dan ku temukan goa di sana. Aku masuk dalam goa tersebut. Orang-orang itu ternyata bisa masuk dalam lembah itu juga. Namun abnormal mereka tak sanggup melihat goa kawasan persembunyianku, tapi saya dengan leluasa sanggup melihat mereka.
Dan hingga sekarang, hingga surat ini ku tulis, mereka tetap mencariku. Aku masih bersembunyi di goa itu sambil memeluk kado senja yang akan kuberikan padamu. Hingga ketika ini saya masih galau bagaimana caranya untuk menunjukkan kado senja ini untukmu. Maka dengan surat ini saya ingin kamu tiba ke sini untuk mengambil kado senja ini, sebelum saya mati kesepian di dalam goa ini.
Salam hangat dariku.
Pembingkai Senja.
gambar dari: images.inhidington.multiply.com
Buat lebih berguna, kongsi: