Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. Rostow
A. Sejarah Teori Rostow
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat terkenal dan paling banyak mendapat komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkan nya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linear (linear stages mode/).
Rostow pula yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern.
Dalam hal pre-kondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju tahapan gres yang berkualitas. Teori Rostow ini secara fundamental bersifat unilinear dan universal, serta dianggap bersifat permanen.
Pembangunan kalau sudut pandang nya dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow memakai analogi dari sebuah pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang sampai pesawat itu sanggup lepas landas dan kemudian melayang di angkasa. Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi suatu negara yang ditandai dengan adanya:
a. Kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat.
b. Sebagian besar non-pertanian.
c. Sangat berbasis perkotaan sebagai belahan teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para pakar ekonomi menganggap bahwa teori pertumbuhan ekonomi ini merupakan pola terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.
A. Sejarah Teori Rostow
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat terkenal dan paling banyak mendapat komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkan nya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linear (linear stages mode/).
Rostow pula yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern.
Dalam hal pre-kondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju tahapan gres yang berkualitas. Teori Rostow ini secara fundamental bersifat unilinear dan universal, serta dianggap bersifat permanen.
Baca juga Definisi Ekonomi Mikro Dan Makro, Teori, Perbedaan Serta Contoh Ekonomi Mikro Dan MakroB. Definisi teori pembangunan
Pembangunan kalau sudut pandang nya dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow memakai analogi dari sebuah pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang sampai pesawat itu sanggup lepas landas dan kemudian melayang di angkasa. Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi suatu negara yang ditandai dengan adanya:
a. Kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat.
b. Sebagian besar non-pertanian.
c. Sangat berbasis perkotaan sebagai belahan teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para pakar ekonomi menganggap bahwa teori pertumbuhan ekonomi ini merupakan pola terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.
C. Lima tahap pertumbuhan ekonomi berdasarkan Rostow
Menurut Rostow, proses pertumbuhan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap. Adapun #5 tahap pertumbuhan ekonomi berdasarkan Rostow yakni :
1. Masyarakat tradisional (the traditional society),
2. Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off),
3. Tinggal landas (the take-off),
4. Menuju kekedewasaan (the drive to maturity), dan
5. Masa konsumsi tinggi (the age of high mass-consumption)
Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut ialah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan suatu proses yang multidimensional.
Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja. Menurut Rostow, disamping perubahan menyerupai itu, pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menimbulkan antara lain:
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu kawasan menjadi berorientasi ke luar.
Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut ialah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan suatu proses yang multidimensional.
Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja. Menurut Rostow, disamping perubahan menyerupai itu, pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menimbulkan antara lain:
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu kawasan menjadi berorientasi ke luar.
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan dalam acara investasi masyarakat, dari melaksanakan investasi yang tidak produktif (menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
4. Perubahan perilaku hidup dan moral istiadat yang terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap pertasi perorangan dan sebagainya).
Baca juga Teori Pembangunan Ekonomi Menurut Para AhliD.Definisi masyarakat tradisional
1. Masyakarat Tradisional
Masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun.
Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh lantaran itu sebagian besar sumberdaya masyarakat dipakai untuk acara sektor pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur sosialnya bersifat hirarkhis yaitu mobilitas vertikal anggota masyarakat dalam struktur sosial kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya ialah bahwa kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.
Sementara itu acara politik dan pemerintah pada masa ini digambarkan Rostow dengan adanya kenyataan bahwa walaupun adakala terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan politik di daerah-daerah berada di tangan para tuan tanah yang ada di kawasan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan paratuan tanah di kawasan tersebut.
2. Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh lantaran itu sebagian besar sumberdaya masyarakat dipakai untuk acara sektor pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur sosialnya bersifat hirarkhis yaitu mobilitas vertikal anggota masyarakat dalam struktur sosial kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya ialah bahwa kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.
Sementara itu acara politik dan pemerintah pada masa ini digambarkan Rostow dengan adanya kenyataan bahwa walaupun adakala terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan politik di daerah-daerah berada di tangan para tuan tanah yang ada di kawasan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan paratuan tanah di kawasan tersebut.
2. Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (selfsustained growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Tahap pada prasyarat tinggal landas ini memiliki 2 corak.
a. Pertama ialah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah usang ada.
a. Pertama ialah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah usang ada.
b. Kedua ialah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh negara-negara yang born free (menurut Rostow) menyerupai Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, di mana negara¬negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.
Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat negara-negara tersebut yang terdiri dari imigran yang telah memiliki sifat-sifat yang diharapkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas. Seperti telah diungkapkan di muka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang multidimensional, lantaran ia talk yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan sanggup dengan gampang diciptakan hanya kalau jumlah tabungan ditingkatkan.
Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan menimbulkan tiangkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun berdasarkan Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai kalau diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan can penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya. Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Rostow contohnya kemampuan masyarakat untuk memakai ilmu pengetahuan moderen dan membuat penemuan-penemuan gres yang bisa menurunkan biaya produksi.
Disamping itu harus ada pula orang-orang yang memakai penemuan gres tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya kelompok masyarakat yang membuat tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta (entrepreneurs) yang inovatif untuk meningkatkan produksi dan menaikkan produktivitas.
Singkatnya, kenaikan investasi yang akan membuat pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalam perilaku masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko, dan sebagainya.
Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. Rostow
Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat negara-negara tersebut yang terdiri dari imigran yang telah memiliki sifat-sifat yang diharapkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas. Seperti telah diungkapkan di muka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang multidimensional, lantaran ia talk yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan sanggup dengan gampang diciptakan hanya kalau jumlah tabungan ditingkatkan.
Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan menimbulkan tiangkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun berdasarkan Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai kalau diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan can penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya. Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Rostow contohnya kemampuan masyarakat untuk memakai ilmu pengetahuan moderen dan membuat penemuan-penemuan gres yang bisa menurunkan biaya produksi.
Disamping itu harus ada pula orang-orang yang memakai penemuan gres tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya kelompok masyarakat yang membuat tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta (entrepreneurs) yang inovatif untuk meningkatkan produksi dan menaikkan produktivitas.
Singkatnya, kenaikan investasi yang akan membuat pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalam perilaku masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko, dan sebagainya.
Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. Rostow
Baca juga Teori Kesempatan Kerja Menurut Ahli
Selain hal-hal di atas, Rostow menekankan pula bahwa kenaikan tingkat investasi hanya mungkin tercipta kalau terjadi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana harus terjadi gotong royong dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan perkembangan di sektor pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian memiliki peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Sementara itu pembangunan prasarana, berdasarkan Rostow, bisa menghabiskan sebagian besar dari dana investasi.
Investasi di bidang prasarana ini memiliki 3 ciri yaitu batas waktu tenggang antara pembangunannya dan pemetikan akhirnya (gestation period) sangat lama, pembangun¬annya harus dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan biaya yang banyak, dan manfaat pembangunannya dirasakan oleh masyarakat banyak.
Berdasarkan sifatnya ini, maka pembangunan prasarana terutama sekali harus dilakukan pemerintah. Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Rostow juga mengatakan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan dari masyarakat yang mengalami transisi.
Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur, suatu kepemimpinan gres haruslah memiliki sifat nasionalisme yang reaktif (reactive nationalism) yaitu bereaksi secara positif atas tekanan¬tekanan dari negara maju.Rostow yakin bahwa tanpa adanya tekanan atau hinaan dari negara¬negara maju, modernisasi yang terjad Tahap Tinggal Landas.
3. Tahap tinggal landas
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian memiliki peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Sementara itu pembangunan prasarana, berdasarkan Rostow, bisa menghabiskan sebagian besar dari dana investasi.
Investasi di bidang prasarana ini memiliki 3 ciri yaitu batas waktu tenggang antara pembangunannya dan pemetikan akhirnya (gestation period) sangat lama, pembangun¬annya harus dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan biaya yang banyak, dan manfaat pembangunannya dirasakan oleh masyarakat banyak.
Berdasarkan sifatnya ini, maka pembangunan prasarana terutama sekali harus dilakukan pemerintah. Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Rostow juga mengatakan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan dari masyarakat yang mengalami transisi.
Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur, suatu kepemimpinan gres haruslah memiliki sifat nasionalisme yang reaktif (reactive nationalism) yaitu bereaksi secara positif atas tekanan¬tekanan dari negara maju.Rostow yakin bahwa tanpa adanya tekanan atau hinaan dari negara¬negara maju, modernisasi yang terjad Tahap Tinggal Landas.
3. Tahap tinggal landas
pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat menyerupai revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akhir dari perubahan¬perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.
Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar. Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas yaitu:
a. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar. Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas yaitu:
a. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
b. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
c. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa membuat perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menimbulkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Baca ini Teori Industri Menurut Para Ahli Dan Pengelompokannya
Di sini juga termasuk kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-sumber modal dalam negeri, lantaran kenaikan tabungan dalam negeri peranannya besar sekali dalam membuat tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, contohnya mencapai masa tinggal landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama sekali. Menurut Rostow perkembangan sektor pemimpin (leading sector) berbeda-beda untuk setiap negara.
Di Inggris, tekstil katun merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin ialah industri kayu, di Jepang sutera, dan Argentina ialah industri substitusi impor barang-barang konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomi pun yang baku untuk semua negara yang bisa membuat pembangunan ekonomi. Oleh lantaran itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin negara-negara lain.
Namun demikian, ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam membuat sektor pemimpin yaitu:
Di Inggris, tekstil katun merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin ialah industri kayu, di Jepang sutera, dan Argentina ialah industri substitusi impor barang-barang konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomi pun yang baku untuk semua negara yang bisa membuat pembangunan ekonomi. Oleh lantaran itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin negara-negara lain.
Namun demikian, ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam membuat sektor pemimpin yaitu:
a. Harus ada kemungkinan untuk ekspansi pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang memiliki kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
b. Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas.
c. Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali manfaatnya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
d. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa membuat kebutuhan akan adanya ekspansi kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain
Baca ini Teori Tenaga Kerja Menurut Para Ahli
4. Tahap Menuju Kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan Rostow sebagai masa di mana masyarakat sudah secara efektif memakai teknologi moderen pada hampir semua acara produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin gres akan muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin usang yang akan mengalami kemunduran.
Sektor-sektor pemimpin gres ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah. Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju ke kedewasaan, Rostow menekankan analisisnya kepada corak perubahan sektor-sektor pemimpin di beberapa negara yang kini sudah maju.
la juga mengatakan bahwa di tiap-tiap negara tersebut jenis-jenis sektor pemimpin pada tahap setelah tinggal landas ialah berbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas. Di Inggris, misalnya, industri tekstil yang telah mempelopori pembangunan pada tahap tinggal landas telah digantikan oleh industri besi, kerikil bara dan peralatan teknik berat.
Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman di mana pembangunan jaringan jalan kereta api memegang peranan penting pada tahap tinggal landas, telah digantikan oleh industri baja dan industri peralatan berat pada tahap menuju ke kedewasaan. Adapun selanjutnya Rostow mengemukakan pula karakteristik non-ekonomis dari masyarakat yang teiah mencapai tahap menuju ke kedewasaan sebagai berikut:
a. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
Sektor-sektor pemimpin gres ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah. Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju ke kedewasaan, Rostow menekankan analisisnya kepada corak perubahan sektor-sektor pemimpin di beberapa negara yang kini sudah maju.
la juga mengatakan bahwa di tiap-tiap negara tersebut jenis-jenis sektor pemimpin pada tahap setelah tinggal landas ialah berbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas. Di Inggris, misalnya, industri tekstil yang telah mempelopori pembangunan pada tahap tinggal landas telah digantikan oleh industri besi, kerikil bara dan peralatan teknik berat.
Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman di mana pembangunan jaringan jalan kereta api memegang peranan penting pada tahap tinggal landas, telah digantikan oleh industri baja dan industri peralatan berat pada tahap menuju ke kedewasaan. Adapun selanjutnya Rostow mengemukakan pula karakteristik non-ekonomis dari masyarakat yang teiah mencapai tahap menuju ke kedewasaan sebagai berikut:
a. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
b. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha-pemilik.
c. Kritik-kritik terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akhir dari ketidakpuasan terhadap dampak industrialisasi.
5. Tahap Konsumsi Tinggi
5. Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir dari teori pembangunan ekonomi Rostow.Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada dilema produksi. Pada tahap konsumsi tinggi ini ada 3 macam tujuan dari masyarakat (negara) yaitu :
1. Memperbesar kekuasaan dan dampak ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
1. Memperbesar kekuasaan dan dampak ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif.
3. Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) menjadi mencakup barang-barang konsumsi tahan usang dan barang-barang mewah.
Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. Rostow Source: Rostow Theory
Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi Menurut W.W. Rostow Source: Rostow Theory
Buat lebih berguna, kongsi: