Seringkali kita menghadapi permasalahan di kelas kita yang membuat kita pusing alasannya ialah sikap, tingkah laris dan ulah bawah umur penerima didik kita.. Kita tidak sanggup serta merta menyalahkan semuanya kepada mereka. Yang perlu dipertanyakan ialah kita sendiri sebagai guru, metode pengajaran kita, kurikulum kita, buku-buku, tugas2 yang diberikan kepada siswa dan lain sebagainya. Kita menginginkan mereka mengikuti, bahagia dengan cara kita mengajar, namun kenyataanya tidak demikian.
![]() |
| Alfie Kohn The picture was from http://monkblogs.blogspot.com |
Kelihatannya bagi guru enjoy dalam mengajar namun belum tentu bagi anak yang mendapatkan pengajaran kita. Guru perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
· Mungkin saat ada masalah, kita tidak seharusnya hanya fokus pada anak yang tidak melakukan apa yang kita suruh, tetapi juga apa yang sedang kita minta untuk dilaksanakan.
· Mungkin saat siswa sedang tidak ada kiprah atau selesai melakasanakan tugas, pertanyaan selanjutnya bukan seperti:’apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Tetapi Tugas apa selanjutnya?”
· Ketika siswa tidak melakasanakan kiprah sebagaimana mestinya, kita seharusnya melihat kondisi kelas kita.
Memberikaan suasana yang kondusif, suasana aman dan nyaman di dalam acara berguru mengajar memerlukan waktu, kesabaran dan skill guru. Selanjutnya acara KBM akan selalu mengarah pada yang namanya Progam kedisiplinan yang terdiri dari dua sisi ibarat coin mata uang logam yaitu: melalui pendekatan Hukuman(Punishment/Consequences) ) dan hadiah(reward). Melalui cara ini memang dalam jangka waktu akrab akan membuat anak tertib dan mengikuti pelajaran dengan baik akan tetapi dua cara ini tidak menunjukkan nilai positif kepada anak untuk jangka panjang.
Di dalam kelas yang memakai model Hukuman, sebetulnya anak kita arahkan pada pertanyaan ibarat :” apa yang diinginkan guru kepada murid dan apa yang akan terjadi jikalau siswa melanggarnya?. Kemudian model yang kedua ialah mengguanakan model Hadiah, anak diarahakan pada pertanyaan :Apa yang guru inginkan dan apa yang akan murid peroleh jikalau sanggup memenuhi permintaanya? Model ibarat inilah yang biasanya terjadi di kelas. Cara ini tidak tidak akan menunjukkan keberhasilan jangka panjang bagi anak didik.
Di dalam kelas seorang guru sebaiknya menunjukkan pendekatan/model pembelajaran dimana kita sebagai guru sanggup bekerja sama dengan anak didik, kita membantu memfasilitasi mereka di dalam proses berguru mengajar, proses pengambilan keputusan dan kehidupan anak secara demokratis. Kita berikan kesempatan kepada bawah umur untuk menentukan dan menentukan pilihannya. Di sini kita sifatnya tidak menghakimi dan memerintahkan kepada anak untuk melakukan sesuatu.
Contoh kasus saat bawah umur kita selesai istirahat dan kembali ke kelas. Mungkin ada beberapa yang tiba terlambat. Kemudian kita memarahi mereka, dan mengucapkan kata-kata yang mencemooh mereka alasannya ialah telat. Cara ini tidak akan sanggup menunjukkan kebaikan pada anak. Cara ini lebih kepada eksekusi yang meminta ketaatan anak bukanya membantu anak berfikir melalui problem tersebut. Ini pada jadinya justru akan menyebabkan problem di mana adanya kebutuhan disiplin dan control yang tidak aka nada garis finishnya.
Dengan mengajak anak melalui pendekatan berpikir, anak diberikan kesempatan berpikir dan mengambil keputusan mengenai problem tersebut. Justru dengan cara ini akan sangat efektif dan menunjukkan kesadaran pada anak didik kita sehingga akan menghemat waktu untuk jangka panjang, mengurangi permasalahan dan anak akan mulai berpikir menemukan cara nya untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
Kesimpulannya adalah, sebagai Seorang guru kita harus antusias di dalam membuat suasana kelas yang demokratis dan jauh dari mendominasi dan memakai otoritas kita di dalam KBM. Model pengajaran yang memakai pendekatan Punishment dan Reward justru akan menghambat anak untuk berkembang, sebaliknya kita jauhkan dua model tersebut di atas sehingga pada jadinya justru kita sanggup membantu anak tumbuh menjadi pembelajar dan orang yang baik di masa datang.
Download this article : Click here
Download this article : Click here
Adapted and translated from:
The title : Discipline Is The Probelm - Not The Solution
Alfie Kohn
The title : Discipline Is The Probelm - Not The Solution
Alfie Kohn
Buat lebih berguna, kongsi:

