Mengajar Bahasa Inggris di SD itu gampang-gampang susah. Kenapa demikian? Karena kalo kita lihat materinya sangat sederhana sekali. Materi Bahasa Inggris SD penekanannya pada perbendaharaan kata atau vocabulary dan sedikit menyinggung perihal grammar. Guru kelas, guru non S1 bahasa Inggris bahkan lulusan Sekolah Menengan Atas sekalipun saya kira sanggup mengajar anak SD. Akan tetapi yang saya maksud di sini ialah metodenya. Kita bicara mengenai metode pengajaran Bahasa Inggris di SD.
Bagi guru yang mengampu Bahasa Inggris memang terasa praktis akan tetapi sulit bagi anak. Yang jadi dilema ialah bagaimana cara kita supaya bahan Bahasa Inggris sanggup diterima anak dengan baik dengan maksimal dan ada respon konkret dari anak. Mengajar Bahasa Inggris bukan sekedar memberikan bahan selesai, yang penting bahan sudah disampaikan beres tanpa memperhatikan psikologis anak didik kita. Bukankah kita menginginkan anak didik kita merasa enjoy, merasa bahagia terhadap bahan yang kita sampaikan dengan metode yang tepat. Jika anak sudah merasa nyaman dan bahagia dengan cara kita mengajar tentu bahan yang kita sampaikan kepada anak akan cepat diterima anak.
Pengajaran Bahasa Inggris di SD akan terasa monoton dan membosankan jikalau guru minim kreatifitas, dan kurang menguasai metode pengajaran Bahasa Inggris. Mengajar Bahasa Inggris tidak hanya menuliskan vocabulary atau perbendaharaan kata di papan tulis kemudian anak menyalinnya dibuku sehabis itu anak menirukan guru dalam mengucapkan kata-kata atau vocab tadi. Mungkin cara ini ialah cara yang konvensional dan menciptakan baik anak didik maupun guru menjadi cepat bosan.
pengalaman saya sebagai pengajara Bahasa Inggris di SD ialah setiap kali saya masuk ke kelas anak saya biasakan memberi salam kepada saya dalam Bahasa Inggris kemudian berlanjut obrolan greeting. Anak menjadi terbiasa dan hafal juga pengucapan yang benar. Di kelas saya memakai ungkapan2 dalam Bahasa Inggris misalnya, “Who is absent today?”, “What date is it today?” “Why is he sick?” “Clean the blackboard!” dan sebagainya”. Anak terbiasa mendengar ungkapan tadi dan mereka merespons dengan baik. Sebelum menunjukkan materi, saya selalu awali dengan nyanyian dalam Bahasa Inggris sesuai dengan tema pembelajaran Bahasa Inggris yang sedang dipelajari. Dengan adanya warming up berupa nyanyian secara psikologis akan menunjukkan semangat kepada anak di dalam mendapatkan bahan pelajaran baru. Setiap akan melanjutkan bahan saya selalu menanyakan kepada anak, “Do you have any homework?”kebiasaan yang berulang-ulang sangat penting di dalam melatih anak memakai Bahasa Inggris secara langsung. Kebiasaan dan ungkapan-ungakapan ini merupakan Languange accompanying action, Bahasa yang menyertai tindakan. Sangat penting sekali bagi guru untuk mengaplikasikan Bahasa Inggris secara eksklusif di dalam KBM. Istilah lainnya yaitu scaffolding talk dimana anak terbiasa dengan ekspresi dan ungkapan Bahasa Inggris. Ini sangat membantu supaya cepat menguasai Bahasa Inggris.
Di dalam menunjukkan bahan kepada anak didik, tentunya kita berpegang pada prinsip pengajaran Bahasa, yaitu Bahwa Bahasa itu dimulai dari Bahasa verbal kemudian berlanjut ke Bahasa tulis. Jelasnya ialah sebelum menuliskan di papan tulis atau menyuruh anak membaca, kita perkenalkan dulu suaranya atau sound nya dulu. Karena apa? Alasannya dikala kita menuliskan vocab atau kata dulu sebelum anak mendengarkan sound atau pengucapannya, mereka akan terpengaruh tulisannya, sehingga mereka mengucapkan atau melafalkan kata tadi sama atau hampir sama dengan goresan pena yang ada di papan tulis tadi. Makanya sebelum anak mengenal tulisannya lebih baik kita kenalkan atau perdengarkan lafalnya dulu. Karena ibarat yang kita tahu bahwa memang Bahasa Inggris antara goresan pena dan cara baca tidak sama.
Perlu diingat pula bahwa sebelum kita mengajar Bahasa Inggris kita harus menunjukkan citra umum dan tujuan perihal tema dan pokok-pokok yang akan dipelajari kepada anak didik. Kita bangkit pengetahuan dan hal-hal yang berkaitan dengan bahan yang akan di sampaikan. Ini sama dengan building knowledge ibarat pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama yang berbasis Genre text. Intinya sebelum anak lebih detail dan lebih dalam mempelajari suatu topik atau tema ataupun bahasan, maka akan akan di beri pengantar atau hal-hal yang berkaitan dengan tema yang akan dipelajari. Pengalaman saya dikala saya akan memulai suatu bahan atau tema yang gres maka saya akan melaksanakan tanya jawab kepada anak seputar tema itu meskipun dalam Bahasa Indonesia, contohnya dikala saya mengajarkan tema perihal pekerjaan/Profession, maka saya kan menanyakan kepada murid saya, mengapa orang itu harus bekerja? Sebutkan jenis pekerjaan yang kau ketahui? Apa pekerjaan ayahmu? Dan sebagainya. Makara anak akan ada citra mengenai bahasan bahan yang akan dipelajari anak punya dasar meskipun saya menanyakannya dalam Bahasa Indonesia.
Setiap kali anak sudah mulai merasa jenuh atau bosan saran saya untuk diselingi dengan nyanyian Bahasa Inggris. Lagu sanggup sesuai dengan tema maupun di luar tema. setiap kali anak kali anak bosan saya sering menyanyikan lagu “happY”, contohnya “If you’re happy and you know it clap your hand”, anak merespons dengan tepukkan tangan tiga kali dan seterusnya. Maka anak akan kembali lagi menjadi semangat di dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Sekali lagi ini merupakan kreatifitas guru kepandaian guru di dalam mengelola kelas, dari suasana yang monoton dan bosan serta ngantuk menjadi semangat dan antusias lagi. Banyak lagu lagu yang sanggup dinyanyikan tidak hanya lagu tadi di atas.
Selain metode lagu ibarat di atas, pengalaman saya dikala saya mengajarkan suatu bahan ialah saya selalu memakai metode kompetisi. Untuk mengetes apakah anak sudah hafal atau menguasai vocabulary tema tertentu saya menciptakan suatu permainan atau kompetisi individual anak. Makara begini, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak didik saya seputar kosakata tema yang sedang dipelajari. Siapa yang sanggup menjawab dengan cepat ia dalam posisi aman.dan tidak menjawab lagi. Namun dikala anak menjawab salah maka ia tidak diperbolehkan untuk menjawab pertanyaan lagi. Dia diperbolehkan jawab lagi untuk pertanyaan yang berikutnya. Jumlah pertanyaan yang saya olok-olokan ialah jumlah semua anak dikurangi satu. Makara nantinya akan ada satu anak yang terakhir tidak sanggup menjawab disuruh maju dikenai hukuman. Ini bukan eksekusi layaknya seseorang atau siswa melaksanakan kesalahan. Anak biasanya saya suruh nyanyi di depan kelas. Dengan metode semacam ini anak akan tertantang dan berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan cepat biar tidak didahului oleh teman yang lain. Karena yang menjawab terakhir kali akan dikenai eksekusi nyanyi di depan kelas. Contoh yang saya paparkan tadi sifatnya individual. Model kompetisi tadi sanggup dikembangkan secara grup atau kelompok per kolom dingklik siswa. Sehingga anak menjawab secara kelompok. Pada akibatnya akan ada kelompok yang sanggup menjawab benar paling banyak ialah juaranya. Ada kebanggan tersendiri bagi anak. Anak menjadi semangat dalam belajar. Sehingga tanpa terasa mereka telah memperlajari suatu vocabulary gres dengan menyenangkan.
Banyak sekali metode yang sanggup diterapkan di dalam memberikan bahan kepada anak didik kita. ibarat permainan atau game. Pengalaman saya memberikan bahan dengan metode game ialah contohnya game “Spider Web”. Saya menciptakan bulat yang jumlahnya 6 lingkaran. Tiap bulat saya beri goresan pena angka 1 – 5 dan bulat yang satu kosong. Lingakran-lingkaran tadi arah atau lintasannya melingkar. Kemudian 5 anak saya minta untuk menempati bulat yang bertuliskan angka 1-5 tersebut. Kemudian saya suruh juga anak menempati bulat kosong tanpa angka. Seperti namanya yaitu spider web atau jaring laba-laba kita tahu lintasanya melengkung dan melingkar maka perpindahannya juga harus sesuai lintasannya. Guru bertugas mengucapkan kata “Spider Web”. Ketika Guru sudah mengucapkan kata “Spider Web”, makan bawah umur harus pindah posisi kemana saja sanggup samping kiri atau samping kanan tetapi anak berpindah sesuai dengan lintasan ibarat layaknya jaring laba-laba tadi. Bagi anak yang tetap tidak pindah posisi ia akan kena eksekusi berada di bulat kosong tak berangka. Bagi anak yang berpindah tidak sesuai dengan peraturan contohnya menyebrang atau melompat tidak sesuai lintasan ia juga akan kena eksekusi berada di bulat kosong. Nah, selanjutnya anak yang diberi eksekusi atau berada di daerah yang kosong tadi ditanyai salah satu anak yang berada di bulat yang berangka. Pertanyaan yang diajukan ialah seputar tema atau bahan atau kosa kata yang sedang dipelajari.contohnya bahan yang dipelajari ialah perihal color maka pertanyaanya contohnya ialah “What is the color of banana?” dan sebagainya. Jika ia sanggup menjawab dengan benar maka guru akan mulai lagi melajutkan permainan dengan mengucapkan kata “spider web” lagi begitu seterusnya. Dengan metode ini terbukti anak didik saya bergembira sekali di dalam mendapatkan materi. Kuncinya ialah bahwa dikala anak merasa nyaman, merasa bahagia dengan pelajaran dengan metode kita maka apa yang kita sampaikan, apa yang kita ajarkan akan diterima anak dengan maksimal. Secara tidak eksklusif anak berguru berbicara berguru menjawab, berguru mengingat dan berguru untuk tidak takut menjawab ungkapan, kalimat dan kata-kata dalam Bahasa Inggris. Masih banyak Permainan lain yang sanggup kita praktekan. Ini ialah salah satu permainan atau game dari banyak game.
Biasakan mengakhiri pelajaran Bahasa Inggris dengan lagu atau nyanyian Bahasa Inggris (English songs). Dengan cara ini anak akan mengakhiri pelajaran Bahasa Inggris dengan hati yang senang. Ketika memulai pelajaran ada pembukaan salamnya, maka dikala mau menutup juga guru sebaiknya membiasakan diri dengan ungkapan salam perpisahan. Contohnya “ Thanks for your attention. Good bye students, see you next time”, para murid juga kan merespons salam tadi. Demikian sedikit pengalaman saya selama mengajar Bahasa Inggris di SD. Tujuan saya ialah saya ingin menunjukkan yang terbaik buat anak didik saya. Supaya mereka sanggup mendapatkan bahan Bahasa Inggris dengan menyenangkan tanpa paksaan, tanpa tekanan, alasannya ialah saya percaya bahwa bila anak merasa bahagia dan antusias dalam mengikuti pelajaran saya maka tidak tidak mungkin mereka akan menyerap dan mendapatkan bahan yang saya sampaikan. Guru itu harus mempunyai kreatifitas, guru itu harus berakal menerapkan metode yang sempurna dalam mengajar. Mengajar dengan tanpa tujuan, mengajar dengan seadanya, mengajar dengan tidak memperhatikan kondisi psikologis siswa, mengajar yang penting asal mengajar memberikan bahan selesai beres, tidak akan mendapatkan hasil yang kita harapkan. Selain itu kejenuhan dan keadaan yang monoton yang kita dapatkan yang pada akibatnya kita tidak akan sanggup memperoleh hasil yang maksimal.
Buat lebih berguna, kongsi: